SUBANG-JABAR ||Derapfaktual.click |- Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan oleh warga masyarakat Desa Cipancar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat lantaran diduga dalam pengerjaan proyek gapura yang diketahui memakan biaya sebesar Rp. 100 juta tersebut terkesan asal jadi tanpa menghiraukan kualitas yang maksimal.
Proyek pembangunan gapura tersebut terletak di Dusun Babakan Tisuk, Desa Cipancar, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tepatnya di samping Jln. Raya Serangpanjang – Purwakarta arah masuk Desa Cipancar atau Wisata Curug Cijalu. Selasa, (20/1/2025).
Melalui voice note pesan whatsapp tim liputan khusus media Derapfaktual.click dan mediabhayangkarasatu.com menerima laporan atau pengaduan dari warga sekitar perihal pengerjaan proyek gapura yang diduga dalam pengerjaannya menggunakan besi bekas alias hanya di poles saja.
Pesan suara yang berdurasi 10 menit 44 detik tersebut berisikan tentang keluhan daripada warga masyarakat yang menduga bahwasannya material besi yang digunakan untuk pembangunan gapura tersebut menggunakan besi bekas alias hanya dipoles saja.
“Jadi gini Bang, terkait pembangunan gapura yang di desa cipancar tepatnya di jalan raya itu arah masuk ke cipancar, saya sebagai masyarakat desa cipancar merasa bingung anggaran tersebut dari mana, karena ketika itu tidak ditemukan adanya papan proyek yang terpampang disekitaran lokasi pengerjaan, dan ketika saya lihat dari besi ya, itu besi seakan-akan kalo saya lihat, ini hanya dugaan saya ya, jadi seperti menggunakan besi bekas, tapi bukan besi bekas yang dulu dipake, saya heran gitu, mereka (TPKD) beli besi bekas atau bagaimana gitu? kalo memang itu anggaran bersumber dari Pemerintah seharusnya besi yang dipake itu besi baru lho ya berikut material lainnya, liatin aja itu kalo besinya beli baru masa iya berlubang dan terlihat ada karatnya juga jadi seolah-olah hanya dipoles dengan cat saja, nah ini kita pertanyakan, sumber anggarannya darimana dan kenapa kok terkesan dalam pengadaan materialnya pun seperti beli bekas,” ungkap salah satu warga yang tidak ingin namanya disebutkan.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwasannya ketika pelaksanaan proyek itu berlangsung tidak ditemukan papan informasi proyek yang terpampang di sekitaran area proyek.
“Wajar kan ya saya sebagai warga masyarakat desa cipancar merasa bingung dengan adanya proyek pembangunan gapura tersebut, karena pada saat awal pelaksanaan hingga finishing pun saya tidak menemukan adanya papan proyek yg terpampang, anggarannya bersumber dari mana berikut besaran nominal atau biaya nya berapa, saya tidak tahu,” tuturnya
Menyikapi hal tersebut, melalui pesan singkat (whatsapp) tim liputan khusus media Derapfaktual.click mencoba untuk menghubungi salah satu Kepala Urusan Pemerintahan Desa Cipancar guna menghimpun informasi lebih lanjut.
“Assalamualaikum Pak, tepangkeun Abdi D.R Kabiro Subang Derapfaktual.click, mau konfirmasi Pak perihal Gapura Desa Cipancar, izin petunjuk Pak,” jelas Dera dalam pesan whatsapp juga disertai dengan foto/gambar bangunan gapura teraebut. (10.22)
Berselang beberapa menit kemudian Kaur Pemdes Cipancar memberikan respon baik dalam balasan pesan whatsapp.
“Mangga,” jawabnya. (10.24)
Kemudian pesan whatsapp tersebut berlanjut hingga pertanyaan demi pertanyaan dalam konteks konfirmasi dirasa sudah cukup untuk dimuat menjadi berita.
*D.R* : “Siap Pak, terimakasih Pak” (10.26)
*D.R* : “Izin Pak, perihal Gapura Selamat Datang Desa Cipancar, sumber anggarannya dari mana ya Pak?” (10.28)
*Kaur Pemdes Cipancar* : “Dari bandes pak” (10.29)
*D.R* : “Oh ok siap Pak, punten pisan menurut info yg kami himpun dari warga semenjak pembangunan itu berlangsung tidak ada papan informasi proyek yang terpampang mangkannya saya konfirmasi dlu ke Bpk biar semuanya jelas dan ketika rilis beritanya berimbang gitu lho Pak, punten Pak, berapa ya untuk total nominal anggarannya Pak?” (10.35)
*Kaur Pemdes Cipancar* : “Aslnya ada pa cuman pas waktu jeda habis pengecoran jd ngga ada” sembari mengirimkan foto/gambar papan informasi proyek, pada pukul (10.40)
*D.R* : “Oh gitu Pak, jadi pada saat itu ada 2 project yg sedang dilaksanakan oleh Pemdes Cipancar? Untuk Pelaksana, maksud daripada Swakelola itu TPKD atau bukan ya Pak?” (10.43)
*Kaur Pemdes Cipancar* : “Tpkd” (11.20)
*D.R* : “Oke baik Pak, untuk di pengadaan materialnya bagaimana Pak? Berarti semua beli baru ya? Dari mulai besi dan sebagainya, soalnya ini bakalan ada korelasinya dengan dugaan daripada warga masyarakat terkait besinya diduga menggunakan besi bekas alias hanya dipoles saja, bagaimana tanggapannya Pak? (11.27)
*Kaur Pemdes Cipancar* : “Besi, kita beli baru dan ada kekurangan sebagian Beli dari warkshop tkang las yang ketebalanya sesuai,
Bukan bekas gapura lama di pakai lagi di situ, tapi gapura lama mau di manfaatkan di pindahkan jadi gapura lapang, cuman blm terpasang mengingat cuaca dan pekerja nya msh sibuk .
Untuk lebih jelasnya mungkin bisa ketemu pa” (14.23)
*D.R* : “Baik Pak, boleh silahkan diagendakan saja untuk waktu dan tempatnya, haturnuhun Pak (15.32)
*D.R* : “Assalamualaikum Pak, saya lagi on procces rilis berita, karena semua informasi yang saya himpun dirasa sudah cukup untuk dimuat menjadi berita, sekali lagi saya ucapkan terimakasih karena bapak sudh welcome kepada saya dan sudah mau menanggapi apa yang saya pertanyakan dalam hal konfirmasi, sekali lagi haturnuhun Pak” (09.24) di keesokan harinya.
Dengan menyimpulkan percakapan antara D.R dan Kaur Pemdes Cipancar dalam pesan whatsapp, diduga kuat proyek pembangunan gapura tersebut tidak sesuai spek & tidak mengacu pada RAB perencanaan.
(D.R/tim)